Pengumpulan data statistik tanaman pangan di Indonesia di lakukan melalui kegiatan Survei pertanian (SP) dan Survei Ubinan. Survey Pertanian merupakan cakupan informasi yang berkaitan dengan luas tanam, luas rusak (puso) dan luas panen yang di kumpulkan setiap bulan sedangkan Survey ubinan bertujuan untuk mengumpulkan data produktivitas tanaman pangan berupa padi & palawija. Umumnya pelaksanaan survey ubinan di sesuaikan adanya saat panen di suatu daerah.
Survey ubinan rutin di lakukan BPS setiap tahunnya dan biasanya terbagi dalam 3 (tiga) Subround. Petugas yang melakukan ubinan dapat melakukan ubinan pada tiap petak sawah yang di jadikan sampel pengambilan data ubinan dan penetapan sampel tersebut di tentukan secara sistematik. Ubinan di lakukan dengan bantuan alat untuk membuat petak berukuran 2,5 m X 2,5 m dan selanjutnya pada petak tersebut di lakukan panen dan penimbangan gabah.
Team BPS kali ini melakukan ubinan di desa wirabangun pada hari kamis (14/04/2016) bersama team BP4K di pimpin Kabid Programa & TI, Diyana; BP3K Kecamatan Simpang Pematang di pimpin Slamet Untaryo dan Ketua gapoktan Bambang TW. Ubinan di ambil pada 3 titik di petak sawah seluas 1 ha dengan varietas Inpara 3. Setelah di timbang hasil ubinan pada 2 titik hasilnya sama yakni 4,5 kg dan 1 titik lainnya adalah 4,3 Kg. hasil penimbangan tersebut dapat memprediksi hasil panen akhir pada lahan tersebut berkisar 6,88 ton – 7,2 ton.
Tanaman padi yang di ubin merupakan milik ketua gapoktan (Bambang TW) dan tampak tumbuh subur serta pertumbuhannya seragam dengan sistem tanam jejer legowo 2 : 1. Sebelumnya lahan sawah seluas 5,25 ha termasuk milik Bambang TW sudah pernah di kunjungi dari Balai Penangkaran & sertifikasi Benih (BPSB) dan sudah di nyatakan layak benih. Lahan sawah tersebut antara lain 1 ha di tanami varietas inpara 3, varietas Inpara 2 seluas 4 ha dan 0,25 ha di tanami varietas dendang. Bambang TW menuturkan hasil panen padinya itu sudah di pesan orang untuk di jadikan benih. lebih lanjut, beliau juga menuturkan saat ini total pesanan berkisar 17 ton dengan harga jual Rp. 8.000 per Kg. (mhjr)