Kegalauan petani tembakau tentang pemasaran hasil tembakau telah terjawab melalui Bimbingan Teknis yang diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji pada hari Senin sampai dengan Rabu tanggal 6-8 Desember 2016 di Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan ( BP3K) Simpang Pematang Kab. Mesuji.
Acara yang dibuka oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji, Murni, S.P, M.M menghadirkan pengurus Asosiasi Petani Tembakau Indonesia ( APTI ) Kab. Lampung Selatan, Lampung Timur dan Pringsewu telah menjawab permasalahan pemasaran tembakau di Kabupaten Mesuji. Dalam sambutannya Kepala Dishutbun berpesan agar para petani tidak selalu berharap kepada bantuan pemerintah dan bisa mandiri dalam berusahatani tanaman tembakau, kemudian petani diharapkan mengikuti kegiatan Bimtek dengan serius untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan.
Tembakau sebagai bahan baku industry rokok untuk kebutuhan Indonesia masih impor sebesar 80%, petani tembakau Indonesia hanya bisa menyuplai 20 % . Melihat peluang pasar yang begitu besar diharapkan petani tidak ragu untuk menanam tembakau . Pengurus APTI Kab. Se Provinsi Lampung secara terus menerus mengajak kepada petani untuk bisa memenuhi kebutuhan tembakau dalam negeri mengingat komoditi ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan komoditi lain.
Petani tembakau di Kab. Lampung Timur menghasilkan rata-rata 1200 kg tembakau kering, bila harga tembakau sebesar Rp. 30.000,-/kg maka pendapatan petani sebesar Rp.36 .000.000,- jika dikurangi modal sebesar +/- Rp. 16 juta/ Ha maka keuntungan petani sebesar Rp. 20 juta/Ha. Tetapi hal itu tidak mudah didapat mengingat memelihara tanaman tembakau lebih rumit dibandingkan tanaman yang lain. Oleh karena itu kegiatan Bimbingan Teknis perlu tetap diselenggarakan untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan petani sehingga menghasilkan produksi yang tinggi serta kualitas yang baik. (Tri/SP)