Pemilihan Varietas Dan Benih Bawang Merah

0
115
views

Bawang merah (Allium cepa L. var. aggregatum) adalah salah satu bumbu masak utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan di sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik sub-tropis maupun tropis. Wujudnya berupa umbi yang dapat dimakan mentah, untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur.

Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30–50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji. Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.

Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida.

Senyawa sin-propanatial-S-oksida (syn-propanethial-S-oxide) yang terbentuk akibat jaringan bawang merah diiris menyebabkan mata manusia mengeluarkan air mata. Selanjutnya bila dilakukan proses pascapanen dengan digoreng maka Bawang goreng sangat banyak manfaat, antara lain adalah bawang merah yang diiris tipis dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak. Pada umumnya, masakan Indonesia  berupa  soto,  sup juga bubur ayam menggunakan bawang goreng sebagai penyedap sewaktu dihidangkan. Selain diolah menjadi bawang goreng, bawang merah dapat juga dapat bermanfaat sebagai obat yaitu untuk mengobati maag, masuk angin, menurunkan kadar gula dalam darah, menurunkan kolesterol, sebagai obat kencing manis (diabetes melitus), memperlancar pernafasan dan memperlancar aliran darah karena bawang merah dapat menghambat penimbunan trombosit dan meningkatkan aktivitas fibrinotik.

Begitu banyaknya manfaat dan permintaan mengenai bawang merah maka perlu melakukan pengembangan bawang merah yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan pasar. Guna memperoleh produk bawang merah yang berkualitas, maka benih yang digunakan petani haruslah benih yang bermutu.

Permasalahan; Produktivitas masih rendah (9,24 ton/ha), jauh di bawah potensinya (20 ton/ha), Bawang merah merupakan komoditas yang tidak dapat disimpan lama (hanya 2-3 bulan), Belum optimumnya produksi bawang merah off season di dataran medium-tinggi, Terbatasnya ketersediaan benih bermutu terutama di luar Pulau Jawa yang menjadi lokasi pengembangan bawang merah pada waktu off season dan Rantai tata niaga yang tidak efisien & distribusi antar pulau mahal (terutama untuk benih).

Pemilihan Varietas; selanjutnya bagaimana melakukan pemilihan varietas. Pemilihan varietas dapat dilakukan dengan Berdasarkan:

  • Permintaan pasar (rasa, warna, penampakan, ukuran, dll.): var lokal : aroma lebih tajam; warna lebih merah dan var impor: ukuran besar, aroma dan warna kurang menarik
  • Produktivitas tinggi, Toleran OPT dan Adaptif terhadap kondisi agroekosistem dan iklim setempat (DR, DM dan DT atau MH/MK) dimana MK: Bima Brebes, Sembrani, Trisula, Katumi, dan Maja. MH: Bangkok, Filipin, Bima Brebes, Trisula, Sembrani, dan Katumi

Balai Penelitian Tanaman sayuran telah melepas varietas unggul bawang
merah yaitu mempunyai beberapa kelebihan diantaranya adalah antara lain ;

  1. Bima Brebes ; Umur Panen : 60 hari, Potensi Hasil : 9,9 ton/ha, Keunggulan :cukup tahan terhadap busuk umbi (Botrytis allii)
  2. Maja Cipanas; Umur Panen : 60 hari Potensi Hasil : 10,9 ton/ha Keunggulan : cukup tahan terhadap busuk umbi (Botrytis allii)
  3. Pikatan; Umur Panen : 55 hari Potensi Hasil : 23.31 ton/ha Keunggulan : Tahan simpan sampai 6 bulan
  4. Trisula; Umur Panen : 55 hari Potensi Hasil : 23.21 ton/ha Keunggulan : Tahan simpan sampai 5 bula
  5. Pancasona; Umur Panen : 57 hari potensi Hasil : 23.70 ton/ha Keunggulan : Tahan simpan 3 – 4 bulan
  6. Mentes; Umur Panen : 58 hari Potensi Hasil : 27.58 ton/ha Keunggulan : Tahan simpan 3 – 4 bulan
  7. Kuning; Umur Panen : 56-66 hari Potensi Hasil : 21,39 ton/ha Keunggulan : Cocok ditanam pada dataran rendah
  8. Sembrani; Umur Panen : 54 – 56 hari Potensi Hasil : 24,4 ton/ha Keunggulan : Beradaptasi dengan baik di dataran rendah altitude 6–80 m dpl
    pada musim kemarau
  9. Katumi; Umur Panen : 60 hari Potensi Hasil : 17,60 ton/ha Keunggulan : Baik untuk dataran rendah – dataran medium pada musim kemarau
  10. Ambassador 5 Agrihorti; Umur Panen : 60 – 77 hari Potensi Hasil : 17,55-24,73 ton/ha Keunggulan : Provitas tinggi, kemampuan berbunga dan produksi biji tinggi Adaptasi : dataran tinggi pada musim kemarau
  11. Violetta 1 Agrihort; Umur Panen : 60 – 77 hari Potensi Hasil : 17,32 – 24,66 ton/ha Keunggulan : Produksi umbi kering tinggi dan agak tahan terhadap (Alternaria porri) Adaptasi : dataran tinggi pada musim kemarau

sumber : http://cybex.pertanian.go.id/artikel/99504/judul-pemilihan-varietas-dan-benih-bawang-merah/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here