Penyakit Blas (Pyriculariagrisea) Pada Tanaman Padi dan Cara Pengendaliannya

0
9123
views
blas tanaman padi

Penyakit blas (Pyriculariagrisea) merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan produksi pada pertanaman padi gogo dan sekarang sudah menjadi kendala serius pada padi sawah.Hal ini menjadi pentingartinya, terutama dengan adanya perluasan padi gogo ataupun penggunaan padi unggul yang rentan terhadap blas.Wilayah dominan penyebaran blas yang telah dilaporkan di Indonesia meliputi provinsiJabar (1.781 ha), Sumsel (1.084 ha), Sumut (624 ha), Kalteng (395 ha), Bali dan NTB sekitar (200 ha).(Hasanuddin, 2003).

Penyakit blas, dapat menurunkan hasil sampai mencapai 70% (Chin, 1975) menginfeksi pada semua stadia pertumbuhan tanaman yaitu daun, buku, leher malai, namun jarang menyerang pada bagian pelepah daun. Keadaan suhu yang kondusif pada kisaran 28°C. Suhu demikian umum nya ditemukan di wilayah-wilayah pengusahaan padi gogo, maupun padi sawah sehingga blas dapat berkembang biak dan menyebabkan kerusakan yang serius atau sering mengakibatkan puso.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Penyakit Blas

Inang utamanya yaitu padi dengan inang alternatif adalah rerumputan (Digitariacilaris, Echinochloacolona) (Teng et al, 1991) serta dapat juga memanfaatkan jagung untuk mempertahankan hidupnya. Miselia patogen tersebut dapat bertahan selama setahun pada jerami sisa-sisa panen.

Fase penetrasi spora cendawan ini hanya membutuhkan waktu yang singkat yaitu 6 – 8 jam, menginfeksi melalui stomata, dan periode laten untuk memproduksi kembali spora juga tergolong singkat sekitar 4 hari (Hashioka, 1985). Faktorlain yang mendukung perkembangan blas adalah keadaan kelembaban sekitar 90%.

Faktor pemicu lainnya adalah pemupukan nitrogen yang tinggi menyebabkan ketersediaan nutrisi yang ideal dan lemahnya jaringan daun, sehingga spora blas pada awal pertumbuhan dapat menginfeksi optimal dan menyebabkan kerusakan serius pada tanaman padi.

Kehilangan hasil yang besar juga sering ditemukan pada infeksi leher malai. Penanaman dengan jarak tanam yang rapat serta pemupukan nitrogen yang tinggi tanpa menggunakan kalium menciptakan iklim meso dan media tumbuh yang kondusif untuk berkembangnya penyakit blas pada leher malai (Ismunadji et al, 1976). Gejala  khas pada malai yang sering ditemukan yaitu adanya bercak kehitaman dengan malai yang patah, atau bulir yang mengering dan hampa.

# GEJALA SERANGAN PENYAKIT BLAS

Gejala Serangan Penyakit Blas Daun (leaf blast)

  1. Pada daun terdapat becak coklat berbentuk belah ketupat dan memanjang searah dengan urat daun
  2. Pinggir becak berwarna coklat dengan bagian tengah berwarna putih keabuan
  3. Becak-becak terutama terlihat pada stadium pertumbuhan vegetative
  4. Becak-becak dapat bergabung menjadi satu, sehingga secara keseluruhan tampak tanaman seperti terbakar

Gejala Serangan Penyakit Blas Leher(node  blast)

  1. Serangan terjadi pada tanaman yang telah keluar malainya.
  2. Buku-buku yang terserang berwarna cokelat kehitaman dan busuk, sehingga mudah patah bila terhembus angin.
  3. Malai menjadi mengkerut, butir tidak terisi penuh, dan kadang-kadang menjadi hampa.

TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS

Keberhasilan pengendalian penyakit blas dipengaruhi oleh kemampuan pengaturan lingkungan, terutama iklim mikro tanaman, keseimbangan penyerapan unsur hara dan tingkat kesuburan tanah. Kondisi lingkungan berpengaruh terhadap laju perubahanras pathogen blas, diantaranya varietas tahan, musim tanam yang tepat, pemakaian pupuk seimbang, dan penggunaan fungisida secara tepat.

 Penggunaan Varietas Tahan

Penanaman varietas tahan merupakan cara pengendalian yang terbaik, diharapkan varietas mempunyai ketahanan yang stabil .Ketahanan stabil adalah ketahanan yang tidak berubah (konsisten) pada tempat dan waktu penanaman yang berbeda atau tahan terhadap Pyricularia Oryzae

WaktuTanam

Perbedaan agroklimat antarlokasi/wilayah dalam skala besar atau kecil memerlukan pengelolaan yang berbeda dalam menghadapi serangan blas. Oleh karenaitu, penanaman padi gogo dianjurkan pada awal musim penghujan. Penanaman pada awal musim hujan perlu dibantu dengan penyemprotan fungisida untuk menekan blas leher, terutama pada saat keluar malai dan awal berbunga.

Jarak Tanam

Umumnya penanaman padi gogo menggunakan tugal dan jumlah benih yang digunakan lebih banyak. Oleh karena itu, tingkat populasi tanaman mempunyai arti penting yang berhubungan dengan produksi dan perkembangan penyakit blas. Jarak tanam rapat dan jumlah benih yang banyak menciptakan iklim mikro yang optimum untuk perkembangan penyakit blas.

Pemupukan

Pengaruh pemupukan terhadap penyakit blas tergantung pada kesuburan tanah, jenis dan takaran pupuk, serta varietas yang ditanam.Varietas yang rentan dengan peningkatan takaran pupuk Nitrogen menyebabkan tanaman mudah terserang blas, karena menurunkan kadar Kalium dalam jaringan tanaman. Untuk tanah PMK dianjurkan menggunakan pupuk 60 – 90 kg N, 90 kg P2O5, 60 kgKCl per hektar.  Untuk varietas Lokal, pemupukan optimal dianjurkan 45 kg N, 45 kg P2O5, 30 kgKCl per hektar. Pemberian abu sekam yang mengandung Silikat 300 kg/ha dapat menurunkan kerusakan blasd ari 90 % menjadi 48 %.

PenggunaanFungisida

Hampir  30 – 40 % penyakit blas pada padi ditularkan melalui benih, sehingga pada stadium awal vegetative tanaman padi dapat terserang blas.  Oleh karena itu, perlakuan benih (seed treatment) dengan fungisida sistemik seperti Pyroquilone 50 WP  sebanyak 8 g/kg benih sangat diperlukan.  Untuk blas leher diperlukan penyemprotan dengan fungisida Tricyclazole pada saat bunting.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here