Teknologi Salibu Pada Budidaya Padi Sawah

0
550
views
Salibu Padi Sawah

Teknologi salibu (ratun yang dimodifikasi) adalah suatu teknologi budidaya dengan memanfaatkan batang bawah padi setelah panen sebagai penghasil tunas/ anakan yang akan dipelihara. Tunas ini berfungsi sebagai pengganti bibit pada sistim tanam pindah (ta-pin).

Nilai Lebih Teknologi Salibu

  • Meningkatkan hasil (ip 3 -4)
  • Hemat biaya produksi (50 % dari ta-pin)
  • Hemat benih (tidak mengunakan benih)
  • Hemat air (60-70 % dari ta-pin)
  • Hemat tenaga kerja (25 % dari ta-pin)
  • Ramah lingkungan (pegembalian b. organik)
  • Memacu produksi bagi daerah kekurangan tenaga kerja
  • Menunjang swasembada pangan berkelajutan

Tata Cara Pelaksanaan Teknologi Salibu

  • Tanaman induk MT1/tapin sebaiknya ditanam sistim legowo.
  • 2 miggu sebelum panen sampai 1minggu setelah panen tanah dalam kapsitas lapang (lemab).
  • Panen lebih awal 7-10 hari, untuk menjaga kesegaran batang bawah supaya tunas salibu banyak tumbuhnya.
  • Setelah panen lakukan pembersihan gulma musim sebelumnya, lakukan pengenangan 2-3 hari, kemudian keringankan
  • Pemotongan ulang batang sisa panen dilkukan pada 7-10 hari setelah panen, tinggi pemotongan 3-5 cm dari muka tanah.
  • Selama 1 mnggu setelah pemotongan tanah dalam keadaan lembab, kemudian baru diairi.
  • Pada umur 20-25 hari setelah pemotongan dilakukan penjarang, penyulaman, pemupukan dan penyiangan.

Budidaya padi teknologi salibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain; 1) varietas yang digunakan, 2) kondisi air tanah setelah panen, 3) tinggi pemotongan batang sisa panen, 4) penjarangan, 5) penyulaman, dan 6) pemupukan.

  • Varietas yang dapat digunakan pada teknologi salibu antara lain: Batang Piaman, Cisokan, Kurik Kusuik, Anak Daro, Impari 21, Impari 12, Hipa5, Hipa3 dan Lokal Lumuik.
  • Kondisi tanah setelah panen sebaikya kapasitas lapang.
  • Tunas yang baik didapat dari tinggi pemotonan 3-5 cm dari permukaan tanah.
  • Penjarangan anakan dan penyulaman dilakukan pada umur 20-25 hsp.
  • Pemupukan pertama dilakukan pada umur 20-25 hsp dan pemupukan kedua pada umr 35-40 hsp.

Kergaan Teknologi Salibu di banding tanam pindah ditampilkan pada tabel 1.

Tabel 1. Keragaan Teknologi Salibu dan tanam pindah.

Parameter Teknologi Salibu Tanam Pindah
Panen MT sebelumnya Lebih awal 7- 10 hari Biasa
Persiapan lahan Penyemprotan gulma

(herbisida kontak)

Pengenangan 2-3 hari

 

Pembersihan jerami sisa panen
Pemotongan ulang Tinggi pemotogan 3-5 cm

7-10 hari setelah panen.

 

Pembersihan jerami

sisa panen

Pengolahan tanah Tidak ada Di bajak 2 x kali
Persemaian Tidak ada Ada
Tanam Tidak ada Tanam pindah
Pemupukan Rekomendasi dan ditingkat

N 25 -50 %

Sesuai rekomendasi
Penjarangan/ Penyulaman Penjarangan anakan dan penyulaman umur 20-25 hari

 

Ada, umur 25-30 hari
Pengendalian gulma (siang) Lebih awal dan membenam jerami bersamaan siangan Standar PHT
Pemeliharan Standar PHT Standar PHT
Umur Panen Lebih awal 20 % dari umur biasa Biasa
  110-115 % dari hasil tanam pindah 100 %

Manfaat Dan Dampak Teknologi Salibu

  • Meningkatkan produktivitas padi melalui peningkatan IP (indek panen) dan hasil setiap panen, Mendukung swasebada pangan berkelajutan
  • Terjadinya penghematan biaya produksi, terutama untuk pengolahan tanah, tanam dan benih
  • Menanggulagi masalah kelangkaan dan mutu benih.
  • Meningkatkan pendapatan petani padi karena biaya produksi berkurang dan produksi pertahun juga meningkat.
  • Peluang pengembalian bahan organik (jerami) lebih besar, terutama dari sisa potongan batang setelah panen
  • Bagi daerah yang kekurangan tenaga kerja sangat membantu proses produksi.

(Lehan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here