Teknologi salibu (ratun yang dimodifikasi) adalah suatu teknologi budidaya dengan memanfaatkan batang bawah padi setelah panen sebagai penghasil tunas/ anakan yang akan dipelihara. Tunas ini berfungsi sebagai pengganti bibit pada sistim tanam pindah (ta-pin).
Nilai Lebih Teknologi Salibu
- Meningkatkan hasil (ip 3 -4)
- Hemat biaya produksi (50 % dari ta-pin)
- Hemat benih (tidak mengunakan benih)
- Hemat air (60-70 % dari ta-pin)
- Hemat tenaga kerja (25 % dari ta-pin)
- Ramah lingkungan (pegembalian b. organik)
- Memacu produksi bagi daerah kekurangan tenaga kerja
- Menunjang swasembada pangan berkelajutan
Tata Cara Pelaksanaan Teknologi Salibu
- Tanaman induk MT1/tapin sebaiknya ditanam sistim legowo.
- 2 miggu sebelum panen sampai 1minggu setelah panen tanah dalam kapsitas lapang (lemab).
- Panen lebih awal 7-10 hari, untuk menjaga kesegaran batang bawah supaya tunas salibu banyak tumbuhnya.
- Setelah panen lakukan pembersihan gulma musim sebelumnya, lakukan pengenangan 2-3 hari, kemudian keringankan
- Pemotongan ulang batang sisa panen dilkukan pada 7-10 hari setelah panen, tinggi pemotongan 3-5 cm dari muka tanah.
- Selama 1 mnggu setelah pemotongan tanah dalam keadaan lembab, kemudian baru diairi.
- Pada umur 20-25 hari setelah pemotongan dilakukan penjarang, penyulaman, pemupukan dan penyiangan.
Budidaya padi teknologi salibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain; 1) varietas yang digunakan, 2) kondisi air tanah setelah panen, 3) tinggi pemotongan batang sisa panen, 4) penjarangan, 5) penyulaman, dan 6) pemupukan.
- Varietas yang dapat digunakan pada teknologi salibu antara lain: Batang Piaman, Cisokan, Kurik Kusuik, Anak Daro, Impari 21, Impari 12, Hipa5, Hipa3 dan Lokal Lumuik.
- Kondisi tanah setelah panen sebaikya kapasitas lapang.
- Tunas yang baik didapat dari tinggi pemotonan 3-5 cm dari permukaan tanah.
- Penjarangan anakan dan penyulaman dilakukan pada umur 20-25 hsp.
- Pemupukan pertama dilakukan pada umur 20-25 hsp dan pemupukan kedua pada umr 35-40 hsp.
Kergaan Teknologi Salibu di banding tanam pindah ditampilkan pada tabel 1.
Tabel 1. Keragaan Teknologi Salibu dan tanam pindah.
Parameter | Teknologi Salibu | Tanam Pindah |
Panen MT sebelumnya | Lebih awal 7- 10 hari | Biasa |
Persiapan lahan | Penyemprotan gulma
(herbisida kontak) Pengenangan 2-3 hari
|
Pembersihan jerami sisa panen |
Pemotongan ulang | Tinggi pemotogan 3-5 cm
7-10 hari setelah panen.
|
Pembersihan jerami
sisa panen |
Pengolahan tanah | Tidak ada | Di bajak 2 x kali |
Persemaian | Tidak ada | Ada |
Tanam | Tidak ada | Tanam pindah |
Pemupukan | Rekomendasi dan ditingkat
N 25 -50 % |
Sesuai rekomendasi |
Penjarangan/ Penyulaman | Penjarangan anakan dan penyulaman umur 20-25 hari
|
Ada, umur 25-30 hari |
Pengendalian gulma (siang) | Lebih awal dan membenam jerami bersamaan siangan | Standar PHT |
Pemeliharan | Standar PHT | Standar PHT |
Umur Panen | Lebih awal 20 % dari umur biasa | Biasa |
110-115 % dari hasil tanam pindah | 100 % |
Manfaat Dan Dampak Teknologi Salibu
- Meningkatkan produktivitas padi melalui peningkatan IP (indek panen) dan hasil setiap panen, Mendukung swasebada pangan berkelajutan
- Terjadinya penghematan biaya produksi, terutama untuk pengolahan tanah, tanam dan benih
- Menanggulagi masalah kelangkaan dan mutu benih.
- Meningkatkan pendapatan petani padi karena biaya produksi berkurang dan produksi pertahun juga meningkat.
- Peluang pengembalian bahan organik (jerami) lebih besar, terutama dari sisa potongan batang setelah panen
- Bagi daerah yang kekurangan tenaga kerja sangat membantu proses produksi.
(Lehan)