Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita akibat peningkatan pendapatan. Di lain pihak peningkatan produksi padi masih banyak terganjal disektor budidaya, terutama masalah pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Hari selasa, 23/2/2016 dilaksanakan temu lapang petani padi sawah yang berlokasi di kelompok tani Cinta Damai Rk 06 Desa Adi Mulyo Kecamatan Panca Jaya. tujuan utama temu lapang adalah untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi petani selain itu untuk mendiskusikan keberhasilan usahatani danatau mempelajari teknologi yang sudah diterapkan.
Kegiatan temu lapang petani padi sawah diikuti peserta yang terdiri dari pengurus Gapoktan, Kelompok Tani desa Adi Mulyo, Kelompok tani desa fajar baru, kelompok tani desa fajar indah, PPS dan PPL di Kecamatan Panca Jaya. Topik utama dalam kegiatan temu lapang adalah Pengendalian hama dan penyakit padi sawah sebagai uapaya mendukung program UPSUS PAJALE. Dalam kegiatan tersebut, Narasumber kegiatan adalah Bapak DALIMAN, S.P. (Koordinator KJF BP4K Kabupaten Mesuji), Bapak IBNU EKO SARJUNI, S.P. (KJF BP4K), Bapak AGUS SULISTYONO (PPOPT-PHP Kec. Panca Jaya)
Dalam kegiatan temu lapang pembahasan fokus pada tentang pengendalian penyakit blas leher padi sawah. Karena penyakit blas leher menjadi sebagian besar masalah dalam budidaya padi sawah. Mengingat penyakit blas (Pyricularia grisea) merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan produksi pada pertanaman padi gogo dan sekarang sudah menjadi kendala serius pada padi sawah.
Penyakit blas, dapat menurunkan hasil sampai mencapai 70% (Chin, 1975) menginfeksi pada semua stadia pertumbuhan tanaman yaitu daun, buku, leher malai, namun jarang menyerang pada bagian pelepah daun. Keadaan suhu yang kondusif pada kisaran 28°C. Suhu demikian umumnya ditemukan di wilayah-wilayah pengusahaan padi gogo, maupun padi sawah sehingga blas dapat berkembang baik dan menyebabkan kerusakan yang serius atau sering mengakibatkan puso. Berikut gejala Serangan Penyakit Blas Leher (node blast) sebagai berikut:
- Serangan terjadi pada tanaman yang telah keluar malainya.
- Buku-buku yang terserang berwarna cokelat kehitaman dan busuk, sehingga mudah patah bila terhembus angina.
- Malai menjadi mengkerut, butir tidak terisi penuh, dan kadang-kadang menjadi hampa.
Keberhasilan pengendalian penyakit blas dipengaruhi oleh kemampuan pengaturan lingkungan, terutama iklim mikro tanaman, keseimbangan penyerapan unsur hara dan tingkat kesuburan tanah. Kondisi lingkungan berpengaruh terhadap laju perubahan ras pathogen blas, diantaranya varietas tahan, musim tanam yang tepat, pemakaian pupuk seimbang, dan penggunaan fungisida secara tepat. (Din/Pj)