Industri Pertanian 4.0

0
187
views

Abad 21 merupakan kondisi yang mengharuskan adanya suatu perubahan besarbesaran dengan memadukan teknologi yang ada. Saat ini industri diharuskan mengurangi sekat-sekat antara dinia fisik, digital dan  biologi.  Dalam  tuntutan  program  Revolusi  Industri  4.0  diwajibkan setiap elemen dasar pada setiap lini bidang target untuk membentuk fondasi yang berteknologi dan berdaya saing global. Penerapan IoT (Internet  of Thinking) menjadi  salah  satu  inovasi  dalam  penerapan program di revolusi Industri 4.0. Penggunaan teknologi mutakhir saat ini juga semakin dimaksimalkan dalam mensukseskan revolusi besar- besaran. Hal ini sesuai dengan penelitian Silaban dan Sugiharto (2016) dimana pembangunan pertanian saat ini berorientasi pada teknologi dan merupakan salah satu syarat mutlak pertumbuhan pertanian. Menilik adanya perubahan dari revolusi 3.0 yang menerapkan sistem komputer dan   automatisasi   dalam pengembangannya,   diharapkan   industri   4.0 menjadi lebih unggul dan efisien. Pertanian merupakan salah satu sumberdaya perekonomian terbesar di Indonesia. Dengan adanya pembangunan pertanian yang baik, perekonomian Negara akan lebih stabil.

Pada era digital seperti saat ini, dunia pertanian dipenuhi dengan isu Revolusi  Industri 4.0,  dimana  pertanian  diharapkan  dapat  melibatkan digital dalam proses pengembangannya. Salah satu tujuan Revolusi Industri 4.0 di sektor pertanian adalah meningkatkan produktivitas pertanian secara efektif dan efisien. Dari tujuan tersebut, terlihat bahwa fokus pengembangan pada sektor pertanian masih berupa produk fisik, padahal fokus pada produk fisik saja sebenarnya tidak cukup karena pertanian juga harus ditopang oleh sumberdaya manusia yang baik.

Pertanian 4.0 ialah pertanian dengan ciri pemanfaatan teknologi artificial intelligence, robot, internet of things, drone, blockchain, dan big data  analitik,  untuk  menghasilkan  produk  unggul,  presisi,  efisien,  dan berkelanjutan.

Ruang lingkup pertanian 4.0, ialah:

  1. On farm;  akan  dicirikan  dengan  pertanian  presisi  (precision farming). Dimulai dengan menghasilkan benih unggul berbasis bioinformatik, pengendalian hama terpadu secara cerdas dengan artificial   intelligence,   pemupukan   presisi, penggunaan   smart tractor, penyemaian benih dengan robot. Plant factori kini juga makin populer.
  2. Off farm; dicirikan tidak saja dengan agroindustri cerdas, tetapi juga sistem logistik pertanian digital. Teknologi blockchain kini mulai diaplikasikan untuk menjamin transparansi dan traceability aliran produk pertanian sehingga para pelaku hulu hilir bisa saling mengontrol. Saat ini pelaku hulu dalam posisi lemah karena informasi yang asimetris. Ke depan, informasi akan simetris dan pelaku hulu hilir akan lebih setara.
  3. Pemasaran digital dan konsumen cerdas yang melek digital akan mewarnai konsumen masa  depan.  Pola  pemasaran  ke  depan tidak lagi konvensional seperti sekarang, tetapi akan berbasis platform.   Konsumen   produk   pertanian   akan menggunakan platform melalui smartphone dalam membeli produk baik untuk memilih produk maupun menelusuri asal-usul produk.

Sumber : Modul TOF BPP Kostratani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here