Menekan Biaya Produksi Budidaya Padi Dengan TABELA

0
176
views

Padi merupakan salah satu komoditas strategis nasional yang sangat diharapkan mampu menopang kedaulatan pangan nasional. Kementrian pertanian dalam rangka mewujudkan kemandirian pangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan melakukan upaya khusus (UPSUS) untuk meningkatkan produksi, produktifitas dan kualitas komoditas strategis khususnya padi.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) nelakukan gerakan pemberdayaan petani dalam mendukung UPSUS di atas. Bentuk kegiatan gerakan pemberdayaan petani dalam mendukung UPSUS tersebut diantaranya percontohan penerapan inovasi teknologi di BPP Mesuji, Kabupaten Mesuji.

Salah satu kegiatan dari rangkaian kegiatan dalam percontohan penerapan inovasi teknologi di BPP Mesui adalah sekolah lapang (SL). SL ini dilakukan oleh penyuluh di wilayag binaan yang menjadi sasaran kegiatan.

Desa Sumber makmur, Kecamatan Mesuji merupakan salah satu desa sasaran SL dari kegiatan percontohan penerapan inovasi teknologi di BPP Mesuji.  Desa Sumber Makmur merupakan desa yang mempunyai  lahan pertanian dengan komoditas tanaman padi cukup luas ± 700 ha yang merupakan sumber penghasilan utama petani.

SL yang dilakukan melibatkan enam kelompok tani dengan teknologi TABELA (tanam benih langsung). Kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan SL ini adalah:

  1. Kelompok Tani Ingin Maju
  2. Kelompok Tani Karya Tunggal
  3. Kelompok Tani Tani Makmur
  4. Kelompok Tani Subur Makmur
  5. Kelompok Tani Suko Urip
  6. Kelompok Tani Sumber Sari

Budidaya padi dengan system TABELA secsra umum telah banyak dilakukan oleh petani khususnya yang tanam gogo rancah (GORA).  Dalam system tanam gora benih di tanam dengan cara ditugal atau di tabur pada kondisi lahan kering.

Dalam penerapan inovasi teknologi Tabela yang kita perkenalkan dalan SL ini adalah tanam benih pada lahan sawah yang lahannya telah diolah sebagaimana lahan yang akan dilakukan tanam pindah (Tapin) dengan bibit. Penerapan inovasi ini bertujuan untuk menekan biaya produksi dalam berbudidaya dengan harapan hasil produksi setara dengan budidaya padi dengan system tanam pindah.

Secara umum teknis budidaya TABELA ini sama dengan budidaya dengan system tapin. Yang membedakan hanya dalam cara penanaman benihnya. Kalau dalam system tapin benih harus disemai terlebih dahulu dalam uritan kemudian setelah umur tertentu uritan di cabut (daut) kemudian ditanam kembali di lahan sawah. Sedangkan system TABELA benih dikecambahkan sehingga keluar akar dengan panjang 1-1,5 mm sengan cara benih di rendam dalam air selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam selama 24 jam. Setelah itu benih siap ditanam langsung dilahan sawah dengan menggunakan alat penyebar benih.

Kondisi lahan dalam keadaan macak-macak dan selama kurang lebih satu minggu lahan dipertahankan dalam keadaan macak-macak. Kemudian lahan baru bisa diairi perawatan selanjutnya relative sama dengan system tapin.

Titik tekan system tabela ini adalah mengurangi biaya produksi yang didapat dari biaya pembuatan lahan uritan, biaya cabut bibit dan biaya tanam. Secara rinci perhitungan biayanya adalah sebagai berikut:

NoJenis KegiatanTanam Pindah (Rp)Tabela (Rp)   
1Biaya Penyemaian150.0000
2Biaya Cabut Bibit dan distribusi400.0000
3Biaya Tanam800.000400.000
4Pengendalian Gulma0200.000
Jumlah1.350.000600.000

Perlakuan selanjutnya dari kedua system tanam adalah sama, sehingga pengurangan biaya broduksi dalam satu ha sebesar Rp 750.000,-

Dengan system tabela  panen  juga lebih cepat disbanding dengan system tanam pindah jika dihitung dari umur semaian ditambah hari setelah tanam. Selisih umur panen ini berkisar 10 sampai dengan 15 hari tergantung dengan varietas padi yang ditanam.

Kontributor: Iwan Santoso, S.TP.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here