MENGENAL TANAMAN LADA PERDU DAN CARA MERAWATNYA

Lada semenjak puluhan tahun silam sudah dikenal dengan sebutan The King of Spice atau raja rempah-rempah. Lada atau merica adalah tanaman budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Jika dibandingkan dengan komoditas pertanian lainnya, harga jual lada jauh lebih menggiurkan. Ada dua jenis tanaman lada yang dikenal masyarakat, yaitu lada panjat dan lada perdu. Di sentra-sentra penghasil lada tanaman ini merupakan primadona bagi petani. Harga jualnya yang relatif tinggi menjadi daya tarik bagi petani untuk membudidayakan tanaman rempah ini, tidak hanya dijual di pasar lokal, tetapi juga  salah satu komoditas penting perdagangan dunia.

Sebagai wilayah sentra lada yang terkenal dengan sebutan black pepper, Lampung melalui BPTP Lampung, kebun percobaan Natar saat ini mengembangkan budidaya lada perdu. Lada perdu merupakan solusi dalam budidaya lada tanpa tiang panjat (lebih murah), mempercepat produksi, juga dapat dikembangkan di pekarangan rumah dengan menggunakan pot/polybag.

LADA PERDU DAN KELEBIHANNYA

  • Bahan tanam lada perdu diambil dari percabangan lada yang sudah cukup tua bukan sulur panjat, sulur cacing, ataupun sulur gantung.  Cabang lada perdu adalah bagian tanaman lada yang tidak tumbuh akar pada bukunya.
  • Dapat berproduksi pada umur 1 tahun (mengikuti musim berbuah lada
  • Tidak membutuhkan tiang panjat, sehingga teknik budidayanya jauh lebih praktis, efesien dan ekonomis.
  • Jarak tanam lada perdu juga bisa lebih rapat 1 × 2 m, sementara lada panjat membutuhkan jarak tanam minimal 2 × 2 meter.
  • Berumur genjah
  • Pemeliharaan dan pemungutan hasil lebih mudah, pemanenan tidak perlu menggunakan tangga, tidak memerlukan pemangkasan dan pengikatan sulur,
  • Memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai tanaman sela (intercrop) dan tanaman pekarangan juga mempunyai nilai estetika jika ditanam dihalaman rumah atau pot.

Pembibitan

  • Bibit lada perdu didapatkan dari stek cabang primer dan sekunder,
  • Media semai sebaiknya berupa campuran kompos dan tanah gembur. Jika memungkin kan, sebaiknya gunakan tanah dibawah rumpun bambu karena umumnya lebih gembur dan kaya hara.  Tanah diambil dalam keadaan kering sehingga tidak memadat.  Perbandingan media semai tanah dan kompos yakni 2:1.  Sebaiknya media semai ini harus disiapkan minimal sebulan sebelum semai
  • Setelah bibit ditanam dalam polibag, tutup dengan plastik yang bisa dimasuki sinar matahari dengan kadar 60 persen hingga 70 persen.
  • Polybag yang telah berisi media disusun dalam bedengan. Lebar bedengan maksimal 1 meter dan panjang antara 5-10 meter
  • Waktu penyemaian dilakukan selama 3 hingga 4 bulan sampai akar tanaman tumbuh baik dan kuat untuk dipindahkan.

Penanaman

  • Penanaman dapat dilakukan selain di kebun juga di pekarangan, dengan menggunakan pot atau poligbag berukuran 60 x 40 cm.
  • Untuk meningkatkan kesuburan tanah, berikan pupuk kandang dalam pot seberat 10 kg, pupuk Trichokompos 10 kg, kapur 500 gram, dan Trichoderma 100 gram.
  • Lakukan penanaman bibit dua minggu setelah pemberian pupuk dasar.
  • Lakukan pemupukan dengan teratur menggunakan pupuk kandang seberat 5 kg setiap tahunnya agar tanaman lada tumbuh optimal. Dengan dosis, pupuk Trichokompos 2 kg pada tahun pertama, dan dosis dinaikkan pada tahun kedua dan selanjutnya sebesar 3 kg. Pemberian pupuk ini dilakukan sebanyak 4 kali setahun.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman lada perdu meliputi : a) penyiangan, b). perompesan bunga, c). penyiraman, d). perbaikan guludan, e). pemberian mulsa, f). perbaikan saluran pembuangan air.

  • Penyiangan

Guludan harus selalu bersih bebas dari gulma, dengan cara penyiangan terbatas, dengan menyiangi gulma di sekitar batang tanaman/tajuk.

  • Perompesan bunga

Tanaman lada perdu biasanya sudah berbunga pada umur ± 1 tahun setelah dipindah ke lapang. Bunga yang muncul harus segera dibuang sampai tanaman berumur ± 1,5 tahun

  • Penyiraman

Penyiraman sangat diperlukan terutama pada awal penanaman, setelah tanaman cukup kuat maka penyiraman dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

  • Perbaikan guludan

Untuk mempertahankan bentuk dan tinggi guludan, lakukan perbaikan guludan dengan cara menaikkan kembali tanah yang terkikis air sekaligus pengendalian gulma

  • Pemberian mulsa

Pemberian mulsa, baik mulsa plastik maupun mulsa alam, sangat dianjurkan terutama pada musim kemarau. Selain untuk mempertahankan kelembaban pada tanah juga berguna sebagai pupuk organik dan dapat menekan pertumbuhan gulma

  • Perbaikan saluran drainase

Perbaiki saluran drainase dengan tujuan menghindari terjadinya genangan air di areal kebun lada perdu yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman dan dapat menjadi sumber patogen.

  • Pengendalian Hama/Penyakit

Untuk mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman, lakukan penyemprotan pestisida 1 kali sebulan atau sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit, bisa dengan menggunakan agensi hayati dan biopestisida. Penyakit yang sering menyerang lada perdu yaitu penyakit busuk pangkal batang dapat dikendalikan dengan penggunaan agensi hayati Trichoderma. Sedangkan biopestisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan hama lada perdu antara lain ekstrak biji bengkuang, tepung cengkeh, dan ekstrak akar tuba.

PANEN

Pada tahun pertama bunga yang tumbuh dibuang, agar tanaman tumbuh dengan kokoh dan rimbun terlebih dahulu.  Lada perdu mulai berproduksi pada umur 2 tahun, dan panen selanjutnya dilakukan setiap tahun sampai tanaman berumur lebih dari 10 tahun, tergantung pemeliharaan. Panen pertama dapat menghasilkan ± 200 gram lada kering/tanaman. Panen berikutnya akan meningkat sampai ± 300 gram lada kering/tanaman. Setelah itu, bunga mulai dibuahkan dan pemanenan buah dilakukan selang 9 bulan ke atas. Setelah itu pemanenan lada bisa dilakukan rutin setiap 1 minggu sekali. Lada siap dipanen dengan ciri tangkai sedikit menguning dan buahnya berwarna kuning atau merah. Pemanenan lada dilakukan dengan cara memetik pangkal tangkai buah kemudian di pipil.

sumber: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/98479/mengenal-tanaman-lada-perdu-dan-cara-merawatnya/

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *