Perlu disyukuri perekonomian sektor pertanian di Indonesia tidak terpengaruh secara signifikan dengan adanya covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun melanda dunia termasuk Indonesia, namun justru PDB nya tumbuh positif pada awal kwartal tahun lalu tumbuh sampai 16,2% kemudian ditahun-tahun berikutnya mengalami kenaikan 2-3% hingga saat ini sektor pertanian masih tumbuh positif sementara sebagian besar sektor-sektor lain terpuruk bahkan mengalami minus hingga 20%-40%. Dengan capaian sektor pertanian yang membanggakan tersebut artinya aktifitas petani dan Insan petani lainnya terus bergerak beraktifitas di lapangan bidang pertanian baik secara langsung maupun tidak langsung demi memenuhi pangan 273 ribu masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.
Terbukti sektor pertanian menjanjikan untuk terus dikembangkan, sejarah awal budidaya pertanian di Indonesia dengan sistem Petani ladang berpindah yang berbudidaya berdasarkan pada tebal tipisnya lapisan humus dan ketersediaan airnya saja, dan akan berpindah setelah humus/ hara setempat habis ditandai dengan menurunnya produktivitas tanaman selanjutnya mencari lahan baru yang mempunyai lapisan humus tebal dan ketersediaan hara yang relatif lebih produktif untuk keberlangsungan usahatani berikutnya. Pada Petani ladang berpindah fungsi utama tanah dalam usaha pertanian pengelolaannya kurang diperhatikan baik sebagai sumber ketersediaan unsur hara, sebagai tempat tumbuh dan berpegangnya akar serta tempat penyimpan air yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup tumbuhan, mereka lebih pada sekedar memanfaatkan saja tanpa ada upaya perbaikan lahan.
Semenjak manusia beralih dari pertanian berpindah menuju pertanian menetap, petani mulai mengupayakan pengelolaan kesuburan tanah, diantaranya dengan penambahan bahan organik serta penggunaan pupuk buatan untuk memulihkan kesuburan tanah secara instant. Perubahan pola budidaya tersebut hingga pada tahun enampuluhan dikenal dengan revolosi hijau yang telah berhasil merubah pola budidaya petani mulai meninggalkan penggunaan pupuk organik, beraleh ke penggunaan pupuk buatan yang berkonsentrasi hara tinggi (Suntoro Wongso Atmojo, 2003). Penggunaan pupuk buatan berkonsentrasi tinggi yang tidak proporsional, akan berdampak pada penimpangan status hara dalam tanah (Notohadiprawiro, 1989), sehingga akan memungkinkan terjadinya kekahatan hara lain.
Di samping itu, petani mulai banyak yang meninggalkan penggunaan pupuk organik baik yang berupa pupuk hijau ataupun kompos, dengan anggapan penggunaan pupuk organik kurang efektif dan efisien, karena kandungan unsur hara dalam bahan organik yang relatif kecil dan lambat tersedia. Akibat dari itu, akan berdampak pada penyusutan kandungan bahan organik tanah, bahkan banyak tempat-tempat yang kandungan bahan organiknya sudah sampai pada tingkat rawan (Juarsah, I. 1999). Dilaporkan, sekitar 60 persen areal sawah di Jawa kadungan bahan organiknya kurang dari 1 persen (Sugito, et al., 1995). Sementara, sistem pertanian bisa menjadi sustainable (berkelanjutan) jika kandungan bahan organik tanah lebih dari 2 % (Handayanto, 1999).
Sering kurang disadari oleh petani, bahwa walaupun peran bahan organik terhadap suplai hara bagi tanaman kurang, namun peran bahan organik yang paling besar dan penting adalah kaitannya dengan kesuburan fisik tanah. Apabila tanah kandungan humusnya semakin berkurang, maka lambat laun tanah akan menjadi keras, kompak dan bergumpal, sehingga menjadi kurang produktif (Stevenson, 1982).
Akibat dari dampak negatif pengunaan pupuk kimia yang berlebihan pada tanah, masyarakat petani mulai menyadari untuk mengatasi kembali kesuburan tanah hingga berkembang konsep pertanian organik dengan menggalakkan penggunaan kembali bahan organik. Salah satu syarat tanah sebagai media tumbuh yang baik adalah harus sehat , tanah sehat kondisi fisik tanahnya harus baik sehingga berfungsi dengan baik pula. Keadaan fisik tanah yang baik apabila dapat menjamin pertumbuhan akar tanaman dan mampu sebagai tempat aerasi dan lengas tanah, yang semuanya berkaitan dengan peran bahan organik. Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah meliputi : 1) Struktur, 2) Daya Kapiler, 3) Kemampuan menyipan air, dan 4) Aerasi Tanah.
Dalam rangka menyakinkan petani, penyuluh dan insan pertanian lainnya bahwa peran bahan organik yang paling besar dan penting adalah kaitannya dengan perbaikan sifat fisik tanah sehinga fungsi dan perannya optimal sebagai media tumbuh tanaman. Walaupun bahan organik terhadap suplai hara bagi tanaman masih kurang namun bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan struktur tanah.
Uji fisik tanah mengunakan alat-alat sederhana yang berada disekitar kita dapat dilakukan untuk membuktikan sejauh mana pentingnya penambahan pupuk kompos/ organik dalam tanah sawah dapat mengomtimalkan peran dan fungsi sifat fisik tanah khususnya berkaitan dengan : struktur tanah dan bagiaanya, daya kapiler, kemampuan menyimpan air, dan aerasi tanah. Hasil uji fisik tanah sederhana tersebut akan dapat memberikan gambaran pada petani, penyuluh dan insan pertanian lainnya bahwa penggunaan pupuk organik pada saat budidaya perlu dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah sehingga memberikan hasil produksi dan produktivitas yang lebih tinggi hingga kesejahteraan hidup petani meningkat.Uji fisik tanah sederhana dan hasilnya adalah sebagai berikut :
- Struktur tanahmerupakan sifat fisik tanahyang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk gumpalan kecil. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda). Fungsi struktur tanah ini sangat memengaruhi aerasi, infiltrasi, serapan, laju pergerakan atau ketersediaan air. Selian itu struktur tanah berperan penting dalam perkembangan pertumbuhan tanaman, kategori utama dari tekstur tanah yaitu tanah berpasir, liat atau lempung, dan geluh atau lanau, berdasarkan distribusi ukuran partikel tanah yang didapatkan dengan pengayakan.
Uji Struktur tanah, bertujuan untuk mengetahui macam-macam tekstur tanah yang terkandung pada tanah sawah dan tanah sawah yang dicampur dengan kompos. Bahan yang diperlukan : botol aqua, air , tanah sawah, kompos, wadah, corong, plastik panjang dan tali rafia. Percobaan : sediakan 2 wadah, wadah pertama masukkan tanah sawah dan wadah ke dua masukkan campuran tanah sawah dan kompos perbandingan 1:1 tuangkan air 500 cc pada masing- masing wadah tersebut dan aduk sampai merata, kemudaian larutan tanah tersebut masing-masing masukkan ke dalam plastik panjang dan dikat dengan tali selanjutnya ke duanya dikocok hingga larutan tersebut bercampur hingga homogen seterusnya diamkan selama 4 jam hinga larutan mengendap dan amati tekstur tanah yang terdapat pada larutan tersebut dengan seksama.
Hasil uji strukrur tanah tersebut, dapat terbukti bahwa tanah sawah yang tidak dicampur dengan kompos terdapat lapisan tanah dari yang halus ( tanah liat), lebih kasar ( tanah debu), dan lebih kasar lagi (tanah pasir) serta lapisan paling atas air terlihat keruh artinya kemungkinan masih tersisa nutrisi dalam laruan air tersebut yang kemungkinan bisa larut di bawa air banjir atau air hujan sehingga tanaman potensi kekurangan nutrisi. Sementara hasil dari Campuran tanah sawah dengan kompos terlihat bahwa tekstur tanah tercampur homogen dan air bagian atas terliahat lebih bening artinya semua nutrisi sudah terikat di lapisan tanah homogen dimana keberadaan nutri sangat mendukung tanaman di tanah tersenut.
- 2. Daya Kapiler, air kapilermerupakan air tanahyang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi, air ini bergerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler. Air kapiler melapisi butiran tanah, diikat longgar oleh partikel tanah, dapat dilepaskan oleh perakaran, dapat diserap akar. Kapilaritas atau disebut juga gaya kapiler adalah gejala atau peristiwa meresapnya zat air melalui celah-celah sempit atau pipa kapiler.
Uji daya kapiler bertujuan untuk mengetahui kecepatan daya kapiler yang disebabkan oleh keberadaan pori-pori tanah. Bahan yang diperlukan antara lain : air 2 botol aqua dilubangi bagian bawah, 2 botol tempat air, tanah sawah dan tanah campuran tanah sawah dengan kompos perbandingan 1:1. Percobaan, isi ke dua botol aqua masing-masing dengan tanah sawah dan campuran tanah sawah dengan kompos perbandingan 1:1 kemudian kedua botol yang sudah diisi tanah tersebut masing- masing masukkan pada wadah dan secara bersamaan tuangkan air 500 ml ke dalam wadah tersebut seterusnya diamati tiap 15 menit pergerakkannya air meresap naik ke mermukaan tanah.
Hasil uji kapiler, terbukti secara fisual bahwa terdapat pori-2 yang berbeda , pada tanah sawah sangat padat memiliki pori2 yang rapat terlihat air yang terserap lebih sedikit jika dibanding pada tanah sawah yang dicampur kompos karena secara fisual terlihat memiliki banyak rongga terbentuk, terlihat tanah basah lebih banyak antinya air yang terserap tanah lebih banyak karena pori2 lebih besar.
- Kemampuan menyimpan air,faktor-faktoryang dapat mempengaruhijumlah air di dalam tanah dari luar yaitu jumlah curah hujan yang terjadi. Selain itu, faktor penyimpanan air di dalam tanah juga dipengaruhi oleh besarnya tegangan air dalam tanah tersebut. Air dapat diserap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Tanah dapat menyerap air karena didalam tanah terdapat rongga-rongga yang membuat air dapat mengalir ke dalamnya. Menambah kandungan bahan organik yang sekaligus pula meningkatkan kadar humus dalam tanah. Humus bersifat hidrofil, oleh sebab itu humus dapat meningkatkan daya serap air dalam tanah dan juga menyebabkan daya simpan air menjadi tinggi.
Uji kemampuan menyimpan air, bertujuan untuk mengetahui daya simpan air tanah dan pengaruhnya terhadap besar kecilnya pori- pori . Bahan yang diperlukan : botol aqua, tanah sawah, kompos, dan air. Percobaan : siapkan 2 botol aqua yang bagian bawah botol tersebut sudah dilubangi kemudian botol pertama di isi dengan tanah sawah dan botol kedua diisi dengan tanah sawah dicampur kompos perbandingan 1:1 selanjutnya kedua botol tersebut masing-masing di letakkan diatas potongan botol lain dan secara bersamaan dituangkan air dari atas ke dalam botol berisi tanah tersebut seterusnya diamati botol mana yang lebih cepat meneteskan air ke bawah/ menyimpan air lebih banyak. Hasil : pada tanah sawah lebih lambat dan sedikit meneteskan air karena tanah sawah memiliki pori2 yang kecil2 dan rapat sehingga sulit menembus tanah artinya sulit untuk menyimpan air sehingga sisa air yang ada akan menguap hilang. Sedangkan tanah sawah yang dicampur dengan kompos terlihat lebih banyak meneteskan air ke bawah hal ini disebabkan banyak pori-pori terbuka lebar sehingga lebih bnayak menyimpan air.
- Aerasi tanah, dapat diartikan sebagai pertukaran udara di dalam tanahyang berkaitan dengan porositas tanah, perkembangan akar dan kesuburan tanah. Tanah yang kaya akan oksigen akan mengandung banyak mikroorganisme aerobik yang akan mengoksidasi bahan organik. Aerasi tanah menyebabkan tanah memiliki lebih banyak rongga hal ini akan memudahkan oksigen masuk tanah dan diserap akar dan O2 diperlukan untuk respirasi sehingga tanaman punya energi untuk pertumbuhan. Aerasi tanah juga berpengaruh terhadap aktivitas biologi aerasi tanah juga menentukan macam mikroorganisme yang ada di dalam tanah. Tanah yang kaya akan oksigen akan mengandung banyak mikroorganisme aerobik yang akan mengoksidasi bahan organik.
Pengaruh bahan organik terhadap peningkatan porositas tanah di samping berkaitan dengan aerasi tanah, juga berkaitan dengan status kadar air dalam tanah. Penambahan bahan organik akan meningkatkan kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat. Kadar air yang optimal bagi tanaman dan kehidupan mikroorganisme adalah sekitar kapasitas lapang.
Uji aerasi tanah, bertujuan untuk mengetahui tanah yang banyak mengadung oksigen yang mengandung banyak mikroorganisme aerobik yang akan mengoksidasi bahan organik. Bahan yang diperlukan : botol aqua, tanah sawah, kompos, dan air. Percobaan : kedua botol baian bawah dilubangi bagian yang sama , botol pertama diisi tanah sawah dan botol kedua disi tanah sawah campur kompos kemudian masing- masing botol diletakkan pada mangkok yang sudah diisi air selanjutnyaujung botol masing-masing dipasang balon pada masin2 mulut botol dan putar dan amati gelembung udaranya. Hasil : pada botol isi tanah sawah gelembung udaranya lebih sedikit hal ini disebabkan karena tanah sawah memiliki pori-pori rapat dan kecil sementara botol isi tanah sawah campur kompos gelembung udaranya lebih banyak dan balon cepat mengempes hal ini disebabkan banyak pori dan lebih besar, artinya dengan terjadi gelembung-gelembung udara tersebut terbukti bahwa perputaran udara dalam tanah dapat berjalan lancar karena bentukkan pori-pori yang cukup bayak dan lebih besa pada tanah sawah yang dicampur dengan kompos..
Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah sawah yang dicampur dengan kompos terbukti dapat memperbaiki fisik tanah karena memiliki banyak pori, rongga- tanah yang terbuka lebar sehingga cukup menyediakan nutrisi bagi tanaman, memiliki daya kapiler menyerapan air yang lebih besar artinya akar tanaman mampu menyerap air dan mineral lainnya dengan mudah, mampu menyimpan air lebih banyak, dan memiliki aerasi tanah yang baik sehingga terjadi pertukaran udara dalam tanah berjalan lancar karena bentukkan pori-pori yang cukup bayak dan lebih besar. Sebaliknya tanah sawah tanpa dicampur kompos memiliki tekstur tanah berupa tanah liat, lempung dan berpasir yang umumnya memiliki pori-pori kecil-kecil dan rapat sehingga air menembus tanah dan sulit menjalankan funsinya sebagai penyimpanan air, penyerapan nutrisi, aerasi dalam tanah dan sebagainya. ( Lilik Winarti, Penyuluh Pusat). Sumber : Suntoro Wongso Atmojo, 2003 dan berbagai sumber lainnya.
sumber : http://cybex.pertanian.go.id/artikel/99800/optimalkan-fungsi-sifat-fisik-tanah-dengan–penambahan-pupuk-organik/