Pupuk organik adalah bahan organik yang umumnya berasal dari tumbuhan atau hewan, ditambahkan ke dalam tanah secara spesifik sebagai sumber hara, pada umumnya mengandung nitrogen (N) yang berasal dari tumbuhan dan hewan (Sutanto, 2002).
Peranan bahan organik dalam memperbaiki kesuburan tanah, yaitu (1) melalui penambahan unsur-unsur hara N, P, dan K yang secara lambat tersedia, (2) meningkatkan kapasitas tukar kation tanah sehingga kation-kation hara yang penting tidak mudah mengalami pencucian dan tersedia bagi tanaman, (3) memperbaiki agregat tanah sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih baik untuk respirasi dan pertumbuhan akar, (4) meningkatkan kemampuan mengikat air sehingga ketersediaan air bagi tanaman lebih terjamin, dan (5) meningkatkan aktivitas mikroba tanah (Hardjowigeno, 2003).
Pupuk organik cair dapat dibuat dari bahan-bahan organik berbentuk cair dengan cara mengomposkan dan memberi aktivator pengomposan sehingga dapat dihasilkan pupuk organik cair yang stabil dan mengandung unsur hara lengkap. Pupuk cair dapat diproduksi dari limbah industri peternakan (limbah cair dan setengah padat atau slurry) yaitu melalui pengomposan dan aerasi (Haga, 1999). Pupuk organik cair dapat diklasifikasikan atas pupuk kandang cair, biogas, pupuk cair dari limbah organik, pupuk cair dari limbah kotoran manusia, dan mikroorganisme efektif (Parnata, 2005).
Urine ternak dapat dijumpai dalam jumlah besar selain dari kotoran ternak. Urine dihasilkan oleh ginjal yang merupakan sisa hasil dari perombakan nitrogen dan sisa-sisa bahan dari tubuh yaitu: urea, asam uric, creatinine, dan hasil metabolism protein. Urine juga berasal dari perombakan senyawa-senyawa sulfur dan fosfat dalam tubuh. Hasil analisis urine diperoleh kandungan bahan organik dan N cukup tinggi. Seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Dalam pembuatan pupuk organic cair (POC) dari urine kambing dengan kapasitas 20 L diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
A. Penyiapan Bahan dan Alat
- Urine kambing sebanyaak 1 L
- Air Kelapa 1 L
- Air cucian beras 1 L
- Gula 0,5 Kg
- EM-4 sebanyak 50 cc
- Bonggol pisang
- Ember yang memiliki tutup kapasitas 20 L
- Selang 1 m
- Botol bekas Aqua kapasitas 1 L
- Golok dan pisau
- Lem paralon dan lakban bening secukupnya
B. Proses Pembuatan
- Siapkan ember 8 L kemudian diisi dengan air bersih dan masukkan gula putih 0,5 kg dan diaduk hingga gula larut homogen.
- Tambahkan EM4 sebanyak 50 cc dan diaduk-aduk, bila telah merata kemudian dibiarkan selama 30 menit.
- Kemudian masukkan air cucian beras dan air kelapa kedalam ember 20 L (reactor) dan diaduk hingga kedua tercampur merata.
- Cacah pohon pisang (bonggol pisang) sekecil mungkin lebih bagus, dan bila telah selesai masukkan kedalam ember reactor yang sebelumnya telah diisi oleh air cucian beras dan air kelapa dan diaduk-aduk.
- Sembari menunggu aktivasi mikroba EM4, buatlah lubang pada tutup ember untuk memasang selang tempat pembuangan gas dan transfer suhu.
- Pasang ujung selang pada tutup ember kemudian tambahkan lem paralon sedikit akan tidak terjadinya kebocoran gas.
- Kemuadian buatlah lubang pada tutup botol aqua kemudian pasangkan ujung selang yang satunya kemudian tambah air dalam botol tersebut hingga ujung selang terendam di dalam air.
- Masukkan larutan gula yang telah ditambahkan EM4 kedalam ember 20 L (reactor) tadi kemudian aduk-aduk perlahan dan tutup. Untuk mengantisipasi kebocoran pada tepi-tepi ember dapat ditambahkan lakban bening di tepi-tepi lingkaran ember.
- Terakhir letakkan ember di tempat yang datar dan simpanlah ditempat yang teduh.
Urin kambing yang 1 L itu untuk apa, dan dicampur dengan apa Pak?
d artikel sudah jelas
Urin itu sumber N nya… ini praktik untuk pembuatan POC dengan beragam manfaatnya. tks
untuk pupuk sawit apakah bisa?
Bisa pak, tapi sebelumnya dicairkan lagi dengan air… untuk 20 L air bisa menggunakan 200 – 300 mL pupuk cair yang telah dibuat. tks semoga membantu..
Klok d aplikasikan ke cabe, antara hasil poc dengan air perlu perbandingan berapa ya?
Trim
Terima Kasih atas kunjungannya pak,. utk aplikasi POC, cukup kita gunakan 150 – 200 cc per 20 liter air.
BERAPA LAMA URINENYA DIFRMENTASI DAN KAPAN BISA DIPANE, TANDA TANDA APA YG DAPAT DILIHAT UNTUK MENGETAHUI APAKAH PUPUKNYA SUDAH JADI. BERAPA PERBANDINGAN PUPUK CAIR DAN AIR JIKA INGIN DIAPLIKASIKAN PADA TANAMAN. TERIMAKASIH
terima kasih telah berkunjung,. fermentasi urine tergantung banyak atau sedikit volumenya yang kita fermentasikan. yang terpenting adalah proses fermentasi dipastikan berjalan. ciri2nya pada awal fermentasi akan terjaadi kenaikan suhu dan terbentuknya gas. bila gas, sudah berangsur menurun dan stabil, proses fermentasi sudah selesai dan dapat digunakan hasil fermentasi. untuk aplikasi cukup 200-250 per tank 14 liter. semoga bermanfaat.
Klo dikocor,brp dosis pencampuran dgn air pak?,klo dispray brp pula?
Jika didalam ember/botol ada gas,apa perlu dibuka tutupnya?
Terimakasih
Kalo urine kambing saja tanpa difermentasi bisa di pake buat pengganti urea kagak..?
untuk proses pembuatan kan disebutkan menggunakan bonggol pisang nah pengaruhnya sendiri untuk apa ya kak
tks telah berkunjung,.. penggunaan bonggol pisang adalah untuk memperkaya unsur hara.. unsur utama dari dari bonggol pisang adalah unsur fosfat,..
Bagaimana pak sama tanaman kopi sama jagung?
Bagaimana dengan kopi sama jagung pak?
terima kasih telah berkunjung,.. pada dasar semua pupuk cair organik dapat digunakan pada semua komoditas pertanian. untuk jagung dan kopi bisa digunakan. tinggal pilihannya adalah masalah efektivitas dalam pengaplikasian. saran kami kalau untuk kopi bisa digunakan dengan cara dikocor pada pokok tanaman dan utk jagung bisa dengan sistem spray. tks