Penyakit Kresek Pada Tanaman Padi

0
3611
views

Tanaman padi  merupakan komoditas penting di Indonesia karena merupakan makanan pokok di Negara ini. Dalam membudidayakannya, kerap kali OPT menjadi kendala dalam mencapai target produksi. Salah satu OPT tersebut adalah Xanthomonas sp  dan gejala yang ditimbulkannya dikenal dengan istilah kresek/ nglaras/ hawar daun bakteri (HDB).

Gejala awal dari serangan ini adalah adanya becak-becak nekrosis di sekitar pinggir daun, yang semakin lama akan menyatu dan berubah warna menjadi kering kecoklatan (jawa: nglaras). Ciri khas dari serangan HDB adalah daun yang kering tapi tulang dunnya masih kelihatan segar sebagaimana tampak pada gambar.

Xanthomonas sp biasanya menyerang pada saat tanaman mulai memasuki masa generatif atau pada usia 50 hari ke atas. Serangan patogen ini ditandai dengan terjadinya matinya jaringan tanaman yang ada di pinggir daun sehingga daun tampak kering di bagian pinggirnya.  Pada tahap lanjut, bagian yang kering ini akan semakin meluas ke arah tulang daun  hingga seluruh daun akan tampak mengering. Penyakit biasanya menyerang tanaman melalui luka – luka yang ada pada jaringan daun seperti luka akibat mekanis seperti pemotongan daun pada saat akan tanam ataupun terkena angin kencang sehingga banyak daun yang pecah.

Tanaman yang terserang oleh Xanthomonas sp tetap akan mengeluarkan malai secara normal. Namun pengisian malai akan mengalami gangguan yang diakibatkan oleh rusaknya daun bendera yang merupakan alat vital bagi tanaman padi selama proses ini. Pengisian malai hanya akan sampai pada ujungnya saja, sedangkan pangkal malai akan hampa. Kerugian akibat rusaknya daun bendera sangat besar, yaitu berkisar antara 30-50 %.

Untuk mengendalikan penyakit ini, petani biasanya menggunakan bakterisida baik yang berbahan aktif tembaga, ataupun yang yg berbahan aktif antibiotik streptomycyn. Pada hamparan yang luas, penggunaan berlebihan bahan aktif di atas sangat sulit dikontrol dan hanya akan menyebabkan kekebalan OPT terhadap bahan aktif bersangkutan. Selain itu  juga dapat membunuh musuh alami dari Xanthomonas sp, dalam hal ini adalah Coryne bacterium.

Cara penyebaran penyakit, ada dua cara yaitu:

  1. Benih yang terkontaminasi: Benih yang diambil dari tanaman terserang Xanthomonas kemungkinan besar akan menularkannya  pada tanaman berikutnya.
  2. Udara : Pada kelembaban yang tinggi, bakteri ini dapat membentuk spora dan menerbangkannya bersamaan dengan tiupan angin sehingga dapat menularkannya pada areal yang jauh lebih luas.

Pencegahan dan pengobatan :

  1. Menggunakan benih yang sehat.
  2. Perendaman benih menggunakan larutan Corynebacterium dosis 5-10 cc/liter air selama kurang lebih 30 menit.
  3. Tidak memotong ujung daun pada bibit yang ditanam.
  4. Penggunaan pupuk organik dan pupuk berimbang.
  5. Mengurangi dosis pupuk N, terutama dari golongan amida (UREA).
  6. Tidak menggunakan benih dari tanaman yang terserang.
  7. Penyemprotan menggunakan Corynebacterium secara berkala sebelum terjadinya serangan.
  8. Penyemprotan menggunakan Corynebacterium secara berkala pada tahap awal terjadinya serangan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here