Bupati dan Wakil Bupati Mesuji

Sukses Menanam Cabai Akibat Kegagalan Bawang Merah Di Desa Wira Bangun

Budidaya Tanaman CabaiProgram Pemerintah Daerah Kabupaten Mesuji untuk membudidayakan tanaman bawang merah di Kabupaten Mesuji pada awal tahun 2014, dengan melakukan uji pertanaman atau percontohan tanam dari Dinas Pertanian Tanaman pangan dan Hortikultura Kabupaten Mesuji melibatkan petani setempat di beberapa Desa yang ada di Kabupaten Mesuji, salah satunya adalah petani desa Wira bangun yang bernama Bambang TW ketua kelompok tani Rukun Agawae Santosa (RAS). Program ini ditawarkan kepada Bambang dengan luas pertanaman 0,25 ha. Beberapa ketentuan harus diikuti olehBambang, salah satunya dengan pembuatan guludan /surjan untuk pertanaman bawang merah. Penanaman dimulai pada bulan Februari hingga bulan Mei. Biaya persiapan lahan hingga biaya produksi mencapai ± 30 juta, meliputi biaya tenaga pembuatan guludan, plastik mulsa, pupuk dan insektisida serta biaya tenaga kerja untuk menyiram embun pagi. Setelah panen, hasil yang didapatkan jika dirupiahkan mencapai Rp. 800.000,-. Keadaan yang demikian tidak memungkinkan lagi untuk petani mengembalikan lahan sawahnya untuk ditanami padi kembali, yang bisa dilakukan adalah dengan mendampingi petani menanam tanaman hortikultura bernilai ekonomis tinggi, salah satunya cabai.

Penanaman cabai dengan menggunakan media tanam bawang merah, merupakan teknologi yang baru diterapkan di Kabupaten Mesuji, media ini memberikan keuntungan kepada petani untuk tidak perlu membuat guludan. Lebar guludan 80 cm memungkinkan pertanaman cabai menjadi 2 larikan, dimana bagian ledokan selalu diisi dengan air. Tanaman cabai merupakan tanaman darat tetapi sangat memerlukan air.

Budidaya Tanaman CabaiPenanaman cabai dimulai sejak bulan Mei hingga saat ini tanaman berusia 5-6 bulan masih dipertahankan dan dipelihara dengan baik untuk dapat dibudidaya hingga batas akhir tanaman tidak memberikan hasil. Pemeliharaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman cabai.

Produksi cabai mulai panen hingga saat ini mencapai 2.020 kg dengan harga rata-rata cabai Rp. 20.000,- /kg. Sehingga rupiah yang didapat sampai saat ini adalah Rp. 40.400.000,-. Biaya produksi yang dikeluarkan mencapai ± Rp. 11.000.000,- yang terdiri dari mulsa plastik, drip 80” dan 30”, benih cabai Chia Tai dan Lado, Pupuk NPK, Insektisida dan Fungisida Sistemik dan Kontak, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya tak terduga lainnya. Sehingga sampai saat ini keuntungan yang didapat mencapai Rp. 29.400.000,.

Di bulan ke 5-6 ini, panenan dilakukan per tiga hari sekali dan dipilih untuk buah yang masak sempurna, sekaligus pemilihan buahbusuk untuk mengurangi penularan virus dan bakteri. Ada perbedaan yang menonjl dari pertanaman jenis Lado dan Chia Tai. Buah Chia Tai lebih besar dan panjang, lebih mulus dan tahan akan penyakit busuk buah, sedangkan jenis Lado, lebih kecil, panjang dan cenderung lebih kasar dan disukai busuk buah.

Dengan teknologi yang sudah diterapkan, petani diharapkan dapat memperpanjang umur tanaman hingga 1-3 tahun kedepan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *